foto : Subagyo Staf kecamatan dan Bumbunan Tamba Staf Tata Usaha saat dikonfirmasi wartawan Mendapat Perlakuan Tidak Selayaknya.
|
Diceritakan sebelumnya dua rekan wartawan mendapat keluhan dari mantan siswa SMP Negeri 1 Aditya Arya Sadana (24) siswa alumni lulusan tahun ajaran 2007 dan orang tuanya kepada 2 rekan wartawan, Kamis (10/8). Bersama orang tua Aditya Arya, mereka menceritakan kejadian saat putranya mulai awal masuk tahun ajaran baru tanggal 17 Juli 2017 melakukakan pengurusan persyaratan kehilangan ijasah yang dikeluarkan dari tempat asal sekolah, yakni SMPN 1 Candi Sidoarjo.
Menurutnya Sudah 3 kali mengurus, namun tidak ada kejelasan dan hanya disuruh menunggu oleh pihak sekolah tersebut. Kemudian orang tua Aditya memerintahkan salah satu staf pegawai kecamatan bernama Subagyo untuk mengurus persyaratan kehilangan ijasah putranya. Berdasar perintah atasan Subagyo ke Polsek Buduran guna meminta surat laporan kehilangan, dan surat laporan begitu jadi dibawa ke SMPN 1 Candi, Sidoarjo diperuntukan kelengkapan persyaratan dalam pengurusan
Namun Subagyo menuturkan kepada wartawan kalau sudah 5-6 kali dirinya datang ke sekolahan untuk mengurus persyaratan (nilai raport) milik putra atasannya, puncaknya, Kamis (10/8), namun pihak Tata Usaha bernama Bumbunan Tamba seakan terkesan mempersulit, dengan berbagai alasan.
"Sangat disayangkan surat laporan kehilangan yang dikeluarkan pihak Polsek Buduran Sidoarjo dikatakan tidak sesuai nama yang bersangkutan, data tidak sinkron." Tutur Subagyo.
Menurut Bumbunan Tamba, anaknya yang bersangkutan sudah dewasa, kenapa tidak mengurus sendiri, ujar Subagyo menirukan perkataan oknum TU SMPN 1 tersebut dengan nada kecewa atas sambutan serta pelayanan di sekolah seharusnya tidak seperti itu pungkasnya kepada Subagyo.
"Sangat disayangkan surat laporan kehilangan yang dikeluarkan pihak Polsek Buduran Sidoarjo dikatakan tidak sesuai nama yang bersangkutan, data tidak sinkron." Tutur Subagyo.
Menurut Bumbunan Tamba, anaknya yang bersangkutan sudah dewasa, kenapa tidak mengurus sendiri, ujar Subagyo menirukan perkataan oknum TU SMPN 1 tersebut dengan nada kecewa atas sambutan serta pelayanan di sekolah seharusnya tidak seperti itu pungkasnya kepada Subagyo.
Sementara itu, saat di konfirmasi rekan wartawan pegawai Tata Usaha Bumbunan Tamba, yang diketahui wanita kelahiran Tapanuli Utara 1965 tersebut dengan arogannya mengatakan,’’ kurang kerjaan wartawan datang kemari. Dan berkata sampeyan ya.. yang sering datang kemari,’’ ujar terhadap wartawan yang pada saat itu berniat konfirmasi.
Nampak juga oknum tersebut mengatakan iniloh bawa-bawa wartawan, la teman saya lo orang Batak banyak yang wartawan. Sambil berkata tidak masalah saya dimasukan Koran biar terkenal saya.
Nampak juga oknum tersebut mengatakan iniloh bawa-bawa wartawan, la teman saya lo orang Batak banyak yang wartawan. Sambil berkata tidak masalah saya dimasukan Koran biar terkenal saya.
Terpisah melalui pihak Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Sidoarjo Mustain Baladan mengatakan,'' persyaratan pengurusan ijasah hilang harus dilengkapi surat laporan kehilangan. Dan kalau tentang surat kehilangan yang datang bukan atas nama, itu kewenangan polsek atau tidaknya, kalau menerbitkan, kalau menurut polsek sah ya, boleh terang Kepala Dinas Pendidikan.
Hingga berita ini di unggah Senin dua rekan wartawan Lutfi dari media Harian Duta Masyarakat dana Tama dari media Amunisi masih akan tetap mempersoalkan sikap arogansi oknum Tata Usaha tersebut ke dinas terkait Inspektorat, Diknas, BKD, dan bila perlu kepolisian biar tidak terulang terhadap kinerja wartawan yang lainya, ''perlu dikasih pelajaran itu, ''tegasnya kepada media ini (at).