Foto: Penduduk Rohingya Myanmar |
Berita Rakyat Banda Aceh - Kekerasan terhadap etnis rohingya tidak dapat di benarkan dari perspektif apapun. Apalagi kekerasan tersebut sudah mengarah ke upaya genosida. Ribuan masyarakat jadi korban pembantaian termasuk anak-anak dan wanita.
Ketua Umum Pemuda Dewan Dakwah Aceh (PDDA), Basri Effendi SH, MH, M. Kn melalui pers rilis yang disampaikan ke media, Minggu (3/9/2017) agar PBB dan Asean lembaga dunia yang paling bertanggung jawab untuk menghentikan kekerasan ini.
"Pemerintah Myanmar sudah sangat bengal. Himbauan dan kecaman sudah tidak mempan untuk menghentikan pembantaian terhadap Rohingya," tegas Basri
Basri menambahkan "Semua kita tahu derita rohingya ini sudah terjadi puluhan tahun silam. Sampai saat ini belum ada titik terang penyelesaiannya. Terbukti bahwa upaya diplomasi selama ini telah menemui jalan buntu," ungkap Basri
"PBB sudah saatnya turun tangan secara lebih konkrit. Tidak cukup kecaman. Salah satu solusi yang paling ideal untuk menyelamatkan Rohingya dengan penempatan militer dalam hal ini pasukan perdamaian bisa diturunkan. PBB bisa bekerja sama dengan Asean atau OKI," ujar Basri
Selain itu pemberian status kewarganegaraan wajib segera diupayakan. Karena akar masalah ini pada dasarnya tidak diakuinya Rohingya sebagai warga negaranya.
"Upaya paksa bisa dilakukan misalnya dengan embargo ekonomi khususnya dari Asean dan OKI," imbuh dosen Fakultas Hukum Unsyiah tersebut (njm).