Berita Rakyat, Jember - Acara Bupati Jember, Hendy Siswanto di Rambipuji, bertemu langsung dengan warga. Banyak menyampaikan keluhan apa yang menjadi persoalan warga. Jumat (25/3/2022). Di pendopo Kecamatan Rambipuji.
Tak hanya yang terjadi pada warga Rambipuji saja, namun juga yang berkaitan dengan Dinas di lingkungan OPD.
Seperti yang terkait angka stunting di Jember masih terbilang tinggi. Sehingga mengundang perhatian dari berbagai pihak. Termasuk Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) wilayah setempat.
Kepala DP3AKB, Suprihandoko mengatakan, beberapa waktu yang lalu Presiden Republik Indonesia (RI) sampai mewajibkan kepada seluruh kepala daerah, baik itu bupati walikota, maupun gubernur untuk menyelesaikan persoalan stunting ini.
"Sekarang ini, di Kabupaten Jember sendiri, stunting itu berada di angka 38 persen. Nah, tahun 2024, angka stunting itu harus berada minimal di angka 14 persen. Dan Itu tentu tidak mudah untuk kita capai," ucapnya.
Oleh karena itu, kata Handoko, Bupati Jember, Hendy Siswanto, menerbitkan surat instruksi Bupati nomor 10 tahun 2021. Sayangnya, instruksi itu masih belum kuat untuk menekan tingginya angka stunting itu.
"Makanya, kita harus bersinergi. Pemerintah dan masyarakat harus saling membantu. Sehingga apa yang menjadi harapan kita bersama bisa tercapai," imbuhnya.
Adapun edukasi terhadap orang tua, jelas Handoko, terkait usia kematangan untuk melahirkan itu pada usia 20 tahun. Sebab, di usia itu panggul perempuan sudah dikatakan sempurna.
"Apabila kurang dari usia itu maka sangat berisiko terjadinya AKI/AKB (Angka Kematian Ibu/Angka Kematian Bayi - red). Mengapa demikian? Karena di dalam kandungan itu ada janin. Sementara pertumbuhan tulang membutuhkan nutrisi yang cukup. Sehingga janin dan tulang berebut nutrisi. Dan itu sangat berisiko," bebernya.
Oleh karena itu, ucap Handoko, orang tua harus lebih memperhatikan kesiapan anak. Hentikan menikahkan anak dibawah usia 20 tahun. Upayakanlah agar anak menerima pendidikan dasar selama 12 tahun dulu.
"Terutama para Kiai, diharapkan kerjasamanya untuk mengarahkan santrinya supaya mengenyam pendidikan umum. Minimal lulus Aliyah atau SMA. Setelah lulus Aliyah, nanti kita akan kerjasama dengan Dinas Ketenaga Kerjaan (Disnaker) untuk dilatih mereka dengan berbagai keterampilan. Sehingga mereka matang dalam segi usia dan mental," jelasnya.
Sementara terpisah, tokoh masyarakat Rambipuji, Moch Hasyim Bonar mengatakan, program J- Hur ini agar terus dilaksanakan. Karena Bupati bertatap muka langsung dengan warga. Sehingga yang selama ini tak pernah sampai ke Bupati, maka sekarang bisa didengar langsung.
"Semua pertanyaan langsung dijawab Bupati. Selain itu pelayanan sekarang sudah bagus dan lancar." Ujarnya
Dia menambahkan, Jember sudah mulai menemukan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya.
Penulis : Hairullah
Baca juga: