 |
| Caption. Foto press card rekan jurnalis Antyka (kiri), Bayangkari, oknum istri polisi (kanan). |
Berita Rakyat, Surabaya. Seorang wartawati di Mamasa Sulawesi Barat menjadi korban Kebringasan empat istri polisi, korban wartawati itu bernama Maryam Nurdianti Simon alias Antyka Nurdian rekan seprofesi dari media Kilas Indonesia.
Antyka mengadu kepada Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT), pada Kamis, 02 November 2023. Dengan menyertakan bukti-bukti rekaman video, foto, hingga kronologis tertulis saat kejadian dan bukti tanda lapor polisi dari tragedi yang dialaminya.
Berikut aduan rekan Antyka kepada komunitas jurnalis jawa timur
Terimakasih kepada rekan-rekan sejawat dan seprofesi di seluruh tanah air, terlebih khusus komunitas jurnalis jawa timur atau disingkat KJJT yang peduli dengan sesama profesi.
Berawal setelah liputan, pada 30 Oktober 2023. Pukul 14.30 Wib siang hari . Saya dan rekan seprofesi hendak mengambil kendaraan roda dua (motor) yang terparkir di depan kantor sekretariat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), yang kebetulan berdampingan dengan warung milik anggota polisi atau suami dari salah satu wanita yang menghajar saya.
Berniat hanya mengambil kendaraan saya untuk cari makan seusai liputan. Sang pemilik warung menyapa saya dan rekan, lalu bertanya mau kemana. Lalu saya menjawab cari makan, anggota polisi itupun menawarkan, untuk makan di warungnya, biar warungnya terlihat ramai.
Karena tawaran itu, kami masuk ke dalam warung bersama rekan saya. Duduklah bersama rekan dan membahas hasil rilis dari liputan tadi. Tiba-tiba datanglah empat wanita yang tidak saya kenal. Dengan suara keras ke empat wanita itu, berkata 'ngapain disini' tanpa saya diberi kesempatan untuk menjelaskan, saya langsung dihajar membabi-buta oleh mereka.
Badan saya, diinjak-injak, rambut saya dijambak, hidung saya ditinju sampai berdarah, saya diguling-guling dan diseret di lantai. Saya menguatkan diri dan berusaha bangun, lalu kepala saya dipukul pakai kursi sebanyak dua kali, tidak sampai disitu, dan masih berlanjut ke empat wanita itu memukul saya dengan menggunakan asbak rokok.
Saat kejadian itu, pemilik warung atau suami dari salah satu wanita tidak melerai atau menghentikan kejadian kekerasan terhadap diri saya, meski saya dalam kondisi bersimbah darah, polisi (suami) dari wanita itu hanya diam dan melakukan pembiaran saat saya dihajar bak preman.
Tak kuat apa yang saya rasakan, pada saat punya kesempatan, saya menghubungi/telepon orang tua dan saat itu juga orang tua/ibu saya datang. Dengan kedatang ibu saya justru diperlakukan tak pantas, ibu saya didorong oleh ke empat istri polisi itu.
Tak kuasa melihat orang tua saya malah mendapat makian dan omelan hingga terjadi bersitegang dengan ke empat wanita itu, saya langsung menghubungi pihak Polres Mamasa dan sejumlah petugas langsung menuju tempat kejadian. Pada saat polisi datang ke 4 pelaku masih ada ditempat, saya langsung diantar oleh anggota polres menuju rumah sakit untuk dilakukan visum lalu menuju polres untuk dimintai keterangannya, kemudian saya menerima surat tanda terima lapor polisi / STTLP Nomor: 74 / X / 2023 / Polres Mamasa / Polda Sulawesi Barat.
Kasat Reskrim Polres Mamasa memberikan tanggapan kepada Komunitas ini, dalam kasus saudari Antyka,
"Terimakasih atas kepercayaannya kepada kami penyidik Polres Mamasa," katanya (06 /11/2023).
Dirinya juga menegaskan, sesuai fakta di lapangan dan pembuktian tetap menjadi unsur yang kuat dalam proses penyelidikan.
"Untuk proses hukum tetap berlanjut dan tetap bekerja profesional serta obyektif dan terukur," ucap AKP Laurensius Madya Wayne.
Ketua Umum Komunitas Jurnalis Jawa Timur, Ade.S Maulana menyampaikan keperihatinan atas tragedi yang menimpa rekan seprofesinya. Dalam rilis resminya menyampaikan untuk mengajak rekan-rekan sejawat mengawal dan mensuport rekan Antyka.
"Mari kita suport dan dukung rekan kita sesama profesi, yang telah mengalami peristiwa teragis. Bak layaknya preman rekan kita diperlakukan tidak manusiawi," kata Ade kepada sejumlah rekan sejawat.
Dari sederet peristiwa teragis yang menimpa terhadap profesi, di seluruh Indonesia dan khususnya di Mamasa Sulawesi Barat. Di pulau jawa tmur, setiap aduan akan disuarakan. Ade pun menyampaikan, KJJT akan tetap peduli dan mendukung bagi siapa saja yang berprofesi jurnalis yang mendapat perlakuan kekerasan dan atau diskriminasi.
Ade juga menegaskan, kasus ini murni pidana, jika ada main-main dalam kasus ini, Dirinya bersama rekan-rekan serentak akan mengawal kasus rekan Antyka sampai ke mabes polri.
"Kepada Kapolda Sulawesi Barat, Kapolres Mamasa diminta dengan sangat untuk menangani kasus rekan Antyka dengan serius. Kami berharap tidak ada keberpihakan dari pihak yang menangani kasus rekan Antyka," pintanya Ade (06 /11/2023).
Masih kata Ade, Media dan Polri adalah mitra kerja, jangan sampai adanya kasus ini hubungan yang lama terjalin menjadi renggang. "Tangkap segera pelaku ke empat wanita pelaku, meski ke empatnya itu adalah istri dari anggota polri, kita percaya penyidik yang menangani perkara tersebut ditangani secara profesional dan obyektif," ungkapnya.
Perlu diketahui, kasus ini diduga dilatar belakangi cemburu, awal perkenalan rekan Antyka pada bulan Maret 2023 dengan anggota polisi berpangkat Bripka GT, ia menjabat sebagai Kanit Reskrim di Polsek Mamasa dan hanya sekedar mitra kerja.
Dalam perkenalan GT dan Antyka keduanya komunikasi hanya lewat chatting di whatsapp tidak lebih, awal GT mengaku seorang duda dan istrinya meninggal dunia. Selang beberapa hari pesan whatsapp Bripka GT ketahuan sang istri (pelaku penganiaya) dan meminta saudari Antyka untuk menjauhi suaminya.
Belum genap satu bulan rekan Antyka tidak berlanjut komunikasi lewat chat, dan perlu diluruskan bukan kurun waktu bertahun-tahun yang seperti dihembuskan diluar.
Sumber Resmi : Divisi Humas KJJT
Baca juga:
"Baca Artikel lain di sini"
