Berita Rakyat Jakarta - Geliat dunia politik dan ancaman terhadap NKRI semakin memanas, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo akan purnatugas pada Maret 2018. Meski nanti sudah pensiun nanti, Gatot siap dipanggil kapan saja jika bangsa dan negara membutuhkannya.
Kira-kira apa yang akan dilakukan jendral ini, saat tidak lagi berdinas di militer?
Awal masa pensiunnya nanti, Gatot mengaku akan terlebih dahulu meluangkan banyak waktu untuk keluarga. Maklum, selama sekira 35 tahun menjadi prajurit TNI, waktu berkumpul bersama keluarga relatif lebih sedikit.
“Saya mengabdi kurang lebih sudah 35 tahun bertugas. Dalam segi kuantitas waktu bersama keluarga hampir tidak ada. Saya tidak pernah ambil cuti tahunan selama bertugas. Tugas operasi enam kali saya hanya cuti sekali. Tentu sebagai manusia biasa saya ingin banyak berkumpul bersama istri, anak dan cucu saya,” ujar Gatot di sela peringatan HUT ke 72 TNI di Cilegon, Banten, Kamis 5 Oktober 2017.
Meski demikian, pria kelahiran Tegal, Jawa Tengah, 13 Maret 1960 ini menyatakan, dirinya yang dibesarkan sebagai prajurit, tidak akan putus pengabdiannya kepada bangsa dan negara meski sudah pensiun sekalipun.
“Sebagai prajurit tidak pernah putus pengabdian saya. Apapun sekecil apapun. Apabila negara memanggil, saya harus siap,” tegasnya.
Ketika ditanya bentuk pengabdiannya seperti apa, Gatot berkelakar di hadapan awak media. “Nyangkul di sawah juga pengabdian,” ujar Gatot yang juga mantan pangdam v brawijaya.
Tertarik terjun ke dunia politik? “Belum punya pengalaman politik. Politik negara yang ada. Saya masih mikir-mikir (terjun ke politik). Tapi yang jelas setiap bangsa memanggil saya sebagai prajurit harus siap,” tandasnya.
Suami dari Enny Trimurti ini merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1982 yang berpengalaman di kecabangan infanteri baret hijau Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad). Gatot pernah menjadi Komandan Kodiklat TNI-AD, Pangdam V/Brawijaya dan Gubernur Akmil. Selain itu, Gatot juga adalah Ketua Umum PB FORKI periode 2014-2018 (uck).