Berita Rakyat, Cipeundeuy. Tembok Penahan Tebing (TPT) mulut Bendungan Sungai Cipendeuy, yang berlokasi di Desa/Kecamatan Gunung Guruh, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terkesan dibiarkan ambruk setelah mengalami longsor disapu derasnya air sungai saat cuaca ekstrem tiga tahun lalu.
Pantauan di lapangan, kondisi kontruksi TPT yang sudah semakin menghawatirkan akibat tergerus longsoran, hanya berjarak 10 meter dari mulut pintu keluarnya debit air bendungan sungai Cipendeuy, selain itu bagian dapur bangunan rumah yang berdiri dilahan miliki pemprov, terancam ambruk, dimana kekuatan bagian belakang bangunan hanya disangga dengan beberapa bambu.
Petugas Operasi Bendungan (POB) Cipeundeuy, Sastra Sasmita (50) mengatakan, dirinya hanya sebagai bertugas POB untuk mengatur debit air. Sejak tahun 1994 perbaikan bendungan pernah dilakukan pada masa masih dibawah kemewahan PSDA Kabupaten Sukabumi, di perkirakan tahun 2018 diambil alih PSDA Provinsi Jabar.
"Kalo kondisi longsoran itu, sudah dilaporkan pas kejadian juga, tapi tidak ada tanda tanda kapan akan dilakukan perbaikan. Padahal kondisinya sudah sangat parah, ditakutkan ketika musim penghujan bisa tergerus dan dikuatirkan bakal membahayakan bangunan rumah diatasnya," kata Sastra Sasmita, saat ditemui di rumah dinas POB Cipendeuy yang tidak jauh dari pintu bendungan, Rabu 11 Agustus 2021.
Untuk memaksimalkan debit air supaya maksimal, Sastra mengaku harus memperbaiki secara swadaya untuk memperbaiki konstruksi bendungan dan melakukan pengerukan dari pendangkalan sungai yang kian meningkat.
"Penurunan debit air di sungai Cipendeuy saat ini sekitar 20 liter perdetik, padahal sebulan sebelumnya debit air 50 liter perdetik, selain banyaknya pendangkalan yang cukup parah juga kontruksi mengatur bendungan sudah pada tidak lancar dan sudah waktunya diperbaharui," jelasnya.
Bendungan peninggalan jaman kolonial belanda ini (Bendungan Cipendeuy) diperkirakan dibangun pada tahun 1919. Sudah mengalami pendangkalan sejak tahun 1992, Ironisnya sampai sekarang belum pernah dilakukan perbaikan dan pengerukan bendungan secara besar-besaran.
"Dulu masih ada mesin penguras bendungan, sejak 2013 tidak dapat digunakan akibat kondisi rusak dan tidak bisa difungsikan," papar dia.
Keberadaan sungai (Bendungan) Cipeundeuy sangat berpengaruh terhadap kegiatan pertanian, terutama di sawah di desa-desa Gunugguruh, Sirnaresmi, dan Kebonmanggu di Kecamatan Gunungguruh serta beberapa desa di Kecamatan Cikembar. Bendungan ini mampu mengairi areal persawahan dengan luas ratusan hektare.
"Kurang lebih 519 hektar, diantaranya petani di empat desa. Untuk itu, kami berharap kepada pemprov agar bisa secepatnya meninju sekaligus memperbaiki kerusakan TPT yang amburadul terkena longsor, jika dibiarkan dikhawatirkan akan mengancam keselamatan jiwa penghuni yang tunggal di atas bibir sungai," tandas dia.