Ilustrasi Candi Borobudur. (Foto:Berita-Rakyat.co.id/Traveloka) |
Berita Rakyat | Jakarta - Sebuah Video Youtube dari Ustaz Sofyan Chalid yang menyebut wisata ke Candi Borobudur haram bagi umat islam, viral di media sosial. Terkait hal ini, Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin menegaskan bahwa berwisata ke Borobudur tidak haram hukumnya.
“Nggak (haram), disana cuma berkunjung, mau rekreasi melihat itu apa salahnya. Beda bila borobudur itu tempat ibadah, trus umat islam masuk ikut ibadah, ya itu yang tidak boleh,” tutur Dirjen Bimas Islam dalam wawancara dengan wartawan berita-rakyat.co.id Rabu, 15 September 2021.
Menurut Kamaruddin Amin, orang yang berkunjung
ke Borobudur tidak ada yang melaksanakan ibadah. Di sana, umat islam hanya
menyaksikan, atau melihat kehebatan dan keluarbiasaan dari candi tersebut.
“Tidak ada yang beribadah, yang turut
melakukan ibadah sama sekali. Jadi bagi kami, bagi saya pribadi ya tidak
masalah selama itu kan hanya tempat rekreasi. Sama kalau kita berkunjung ke
Eropa,” tegasnya.
“Di Eropa, bahkan gereja-gereja tua yang tidak
terpakai jadi tempat berkunjung, tidak ada sama sekali (hubungan) dengan
keyakinan,” sambungnya.
Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin. (Foto: berita-rakyat.co.id/ wikipedia) |
Dirjen Bimas Islam juga menerangkan, terkait
hal ini, pihaknya melakukan upaya pengarus-utamaan pemahaman agama yang
moderat. Sementara pemahaman agama yang moderat itu sendiri, artinya menghargai
memaklumi pemahaman agama orang lain atau tidak ikut-ikutan.
Baca juga :
- Penilaian Pengamat Soal Kinerja Sandiaga Uno Sebagai Menteri Pariwisata
- Sufmi Dasco Tidak Suka Buat Gaduh, Cocok jadi Menko Polhukam
“Ya misal saya orang Islam, saya yakin agama
saya yang paling benar. Tapi kan saya tau, selain saya, teman saya, kolega
saya, juga yakin dengan agamanya paling benar,” sebutnya.
Selanjutnya, Dirjen Bimas Islam mengimbau agar
semua pihak saling menghormati, saling respek sebagai warga negara di
indonesia. Dimana semuanya punya hak yang sama tanpa diskriminasi sama sekali.
“Jadi itu yang kita lakukan pengarus-utamaan pemahaman agama yang moderat. Yang didalamnya ada toleransi, menghargai perbedaan dan lain-lain,” tandasnya. []
Penulis : Tantri Lestari