Dalam ujicoba tersebut, tim Kresna FC SSJ Jember memberi pelajaran Putra Mumbulsari dengan score 3-1. Pada babak pertama mulai bermain, tim Kresna SSJ sejak menit pertama, mengurung pemain Putra Mumbulsari. Menit 5 Moch Arief Adi Putra berhasil mencetak ke gawang Putra Mumbulsari, score berubah 1-0 untuk Kresna SSJ.
Serangan saling berganti namun lebih banyak dikuasai Kresna SSJ, Putra Mumbulsari sekali-sekali mengandalkan serangan balik dan terjadilah gol balasan menit 15. Score pun berubah 1-1 dan hingga babak 1 berakhir keadaan tetap 1-1.
Babak 2 mulai bermain kembali, bola dikuasai Putra Mumbulsari, serangan silih berganti. Bahkan para pemain tuan rumah meningkatkan performance dan bisa mengimbangi Kresna SSJ yang dikawal Jeri di lini belakang.
Dan tak disangka pada babak 2 menit-menit akhir, Dwiki Sahfutra menambah unggul Kresna SSJ menjadi 2-1.
Ilhamuddin Arrahmain pemain tengah semakin menambah perbendaharaan gol menjadi 3-1 sampai peluit berbunyi tanda pertandingan selesai.
Pemilik dan Coach Putra Mumbulsari Siswanto usai pertandingan mengatakan, kami secara pribadi salut kepada Mas Sandy. Dan ini harus kita dukung. Tidak semua orang peduli seperti Mas Sandy.
"Kresna SSJ ini rata-rata putra asli daerah Jember dan bisa mewadahi pemain. Memang sebenarnya Jember ini idealnya tak hanya 1 atau 2 tim yang ada di Liga 3. Karena anggota internal Asskab ada 76." tandasnya.
Menurutnya, tak ada masalah pemain tidak digaji, karena mereka ini masih butuh jam terbang lagi. Nanti mungkin bisa lebih dari yang sekarang.
"Itung-itung anak anak ini mencari pengalaman dulu, apalagi ini Liga 3 yang memang kompetisi resmi PSSI. Membutuhkan skill yang prima, fisik dan sebagainya." tutur mantan Striker Putra Mumbulsari.
Sementara terpisah ditempat yang sama, coach Kresna SSJ, Anang Begor Patrianto menjelaskan, jadi begini, Kresna SSJ ini masih latihan hanya beberapa kali. Dan masih 2 Minggu.
"Ini sifatnya masih seleksi, memang 15 menit pertama kami kuasai permainan dan 30 menit terakhir selesai. Memang kalau fisik kita unggul." ujarnya.
Lebih jauh Anang menuturkan, kalau telah ada kerangka tim, hasilnya akan lain. Memang kami tidak memiliki Striker dan sayap kiri murni. Sepak bola kalau tidak ada Striker yang jelas, tidak finishing.
"Jery itu memang pemain belakang, karena penguasaan bolanya kuat, sehingga kita coba di depan. Dan hasilnya berbeda." imbuhnya.
Dikatakannya, untuk posisi belakang sudah bagus, gelandang tak ada masalah lagi. Kita hanya butuh Striker saja.
"Kalau yang Junior ada 3 Striker, tapi ini Liga 3 masih butuh jam terbang lagi." pungkasnya.
Sementara itu, owner Kresna SSJ, Moh. Sandy Sahri menjelaskan, Kresna SSJ ini mengutamakan pembinaan pemain muda dan untuk Liga 3 ini, pemain tidak digaji. Namun ada uang saku untuk mereka.
"Jadi Semua kebutuhan transportasi dan akomodasi anak-anak ditanggung manajemen Kresna SSJ, itung-itung untuk uang bensin." pungkasnya.
Penulis : Haerullah.
