Berita Rakyat, Makassar. Musyawarah Provinsi (Musprov) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulawesi-selatan (Sulsel) akan berlangsung Desember mendatang.
Hal ini dikatakan Andi Ilham Mattalatta saat jumpa pers dikampung popsa Makassar. Menurutnya, beberapa nama muncul menjadi bakal calon ketua KONI Sulsel. Seperti Ryan Latief, Reza Ali dan HM Roem.
Nama terakhir didorong oleh salah satu tokoh olahraga Sulsel, Andi Ilhamsyah mendorong HM Roem menjadi bakal calon Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulsel.
Menurutnya, sosok HM Roem sangat cocok memimpin KONI Sulsel. Mengingat dia memiliki pengalaman mengurus olahraga dan memiliki jalur komunikasi sangat baik. Dia memiliki jiwa olahraga, baik saat menjabat anggota DPR.
"Kita memikirkan tokoh, senior, memiliki pengalaman baik di legislatif dan yudikatif dan tokoh itu cuman satu. Tokoh itu adalah HM Roem. Dia pernah membuktikan bahwa bisa membuat olahraga maju," katanya, Sabtu (13/11/2021).
Mantan ketua DPD Partai Hanura tersebut menambahkan, ketua KONI itu bukan hanya sekedar memahami dan mengerti persoalan olahraga. Akan tetapi harus mampu memahami berbagai faktor.
"Ngurus olahraga memang bukan hanya sekedar mengerti olahraga, tapi mengerti faktor lain, seperti faktor X dan lainnya," tambah dia.
Didampingi Mirdan Midding dan Ryan Latif, Andi Ilhamsyah menilai prestasi olahraga di Sulsel sangat menurun. Terutama saat turun pada perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021. Ia sangat resah dengan prestasi Sulsel dalam perhelatan nasional.
"Saya cuman mengamati dari luar, ada ketidakharmonisan antara KONI dan Dispora Sulsel dalam mengurus Olahraga. Nah saya rasa tokoh seperti pak Roem bisa menjadi ketua KONI," terangnya.
Sementara itu, mantan ketua Pertina Sulsel Ryan Latief mengatakan, jika ada yang sama visi-misinya dalam membangun Olahraga Sulsel, maka ia akan mendukung penuh.
"Kalau ada yang sama visi saya dalam mengurus olahraga, maka saya siap mendukung penuh," ujar dia.
Ia juga mengkritisi kegagalan di PON Papua. Menurut dia gagalnya Sulsel karena faktor teknis.
"Kita menarik matriks kegagalan di PON Papua karena faktor teknis. Itu semua karena Sulsel tidak memiliki sarana olahraga," tutupnya.