Berita Rakyat, Surabaya. Usai ramai diberitakan di media, dua tempat tempat pelayanan Surat Izin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) menjadi sorotan. Tak sedikit sejumlah oknum awak media yang dicatut dan terdaftar bakal meradang.
Berangkat dari peristiwa adanya permintaan uang seseorang yang mengaku wartawan Ainul Mukorobin (palsu), modusnya kepada perwira polisi berpangkat AKP berinisial SE dari Samsat Colombo Surabaya, berlanjut ucapan oknum polisi berinisial G yang mencatut nama-nama awak media jika di Samsat Surabaya Utara ada 140 media.
Kini giliran Kanit Regident Samsat Surabaya Utara berpangkat AKP (Ajun Komisaris Polisi) Tri Retnaningsih yang akrab dipanggil ibu Naning menyampaikan "Selamat datang dan Selamat Bergabung" ucapan itu dilontarkan saat media ini mendatangi kantor pelayanan yang beralamat di Kedung Cowek Surabaya, Selasa, (07/11/2023) kemarin.
"Lebih baik menjalin kerja sama seperti rekan-rekan media lain. Selamat bergabung anda merupakan nomer urut 141 dari awak media yang sudah terdaftar," Ucapnya sambil tertawa diruangan yang berukuran 3X3 meter dilantai dua itu.
Masih kata Ajun Komisaris Polisi itu, meski dirinya juga mengaku pernah menjabat di beberapa Samsat se-Surabaya, iapun juga kebingungan untuk menjawab sejumlah pertanyaan media ini. Dirinya berkali-kali bagaimana cara menanggulangi masalah para calo dan rekan media lainnya.
"Kami bingung, sulit untuk melarang, mereka juga warga sekitar yang ingin mencari nafkah. Sudah lupakan pembicaraan ini, sekali lagi selamat bergabung, jangan lagi ada pembahasan calo atau yang lain," pintanya.
AKP Naning yang didampingi anggotanya bernama David, kompak menyampaikan sulit untuk memberantas calo dan bagaimana cara menanggulangi rekan-rekan media yang dianggap seperti itu.
"saya rasa sulit dan tidak mungkin, berikami solusi untuk itu," ujarnya.
Saling lempar pertanyaan media ini tetap fokus agar dapat penjelasan pembuatan STNK senilai 1,7 juta melalui calo yang berkeliaran di kawasan Samsat Surabaya Utara.
Tetap berkelit, AKP Naning pun enggan menjawab pertanyaan media ini, pihaknya bersikeras tetap mengajak kerja sama seperti rekan-rekan media lainnya yang sudah terdaftar di Samsat Surabaya Utara.
"Ayo kita jalin kerjasama," pinta AKP Naning.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak Samsat Surabaya Utara belum memberi penjelasan terkait masyarakat surabaya yang melakukan pengurusan STNK melalui calo hingga merogoh kantong 1,7 juta rupiah.
Redaksi inipun menduga kuat, slogan yang bertuliskan dan terbentang di kawasan kantor Samsat Surabaya Utara hanya isapan jempol belaka, benarkah calo adalah bagian dari pelayanan, artinya dimana tempat pelayanan masyarakat disitu pasti ada calo.
Caption. Lokasi parkir roda dua dan sebuah warung yang diduga sebagai tempat transaksi bertemunya calo dan sumber media ini. |
Berikut wawancara kesekian kalinya kepada sumber yang telah menjadi korban calo Samsat Surabaya Utara.
"Pada bulan Maret 2023 Saya masuk dikawasan Samsat Surabaya Kedung Cowek Surabaya, sudah dihadang oleh seseorang yang berpakaian preman," kata sumber yang enggan disebut namanya (10/11/2023)..
Masih kata sumber, Orang itu (calo) bilang 150 ribu urus STNK, dalam pikirannya kok murah dan setelah dibayar, diberi formulir untuk mengisi data. Lebih lanjut sumber, STNK dan BPKB kendaraan roda dua diminta dengan alasan mau dibawa ke orang dalam biar cepat.
"Besok saya disuruh kembali untuk menemui di calo itu, setelah saya temui calo itu memberi perincian untuk pengurusan STNK 1,6 juta rupiah. Saya pun bertanya kembali, yang 150 ribu apa, calo itupun menjawab itu untuk formulir pendaftaran saja." Terangnya.
Dengan rasa kekecewaan yang dialami sumber, iapun bergegas pulang untuk mencari uang yang diminta calo yang mengurusi surat-surat kendaraannya. Dengan terpaksa dirinya meminjam uang ke saudara namun tidak sesuai nilai yang diminta sang calo.
"Sebagai tambahan saya menjual barang yang ada di rumah dengan terpaksa, karena calo itu bilang kalau tidak jadi uang 150 ribu hilang. Saya pun takut STNK dan BPKB saya hilang, ya bagaimana lagi, saya harus mengupayakan itu," tutupnya.
Sumber itupun terkejut, saat uang senilai 1,6 juta diberikan, kemudian ia mengikuti calo ke sebuah warung yang ada dikawasan Samsat itu, ternyata STNK dan BPKB miliknya dititipkan di warung.
"Katanya waktu itu STNK dan BPKB akan disetorkan kantor untuk sebagai bukti kepemilikan, saya pun takut, waduh bakal hilang STNK dan BPKB milik saya. Faktanya saya dijanjikan lagi untuk kembali dalam waktu 3 bulan," tutup sumber itu (10/11/2023).
Penulis : Ade
Baca juga:
"Baca Artikel lain di sini"
"Baca Artikel lain di sini"