Berita Rakyat, Makassar (Sulsel). Mengulas kembali tulisan Putri Nurdin di akun media sosialnya yang berjudul "Ayahku Bukan Pembohong" pada tanggal 18 Juni 2018 lalu. Saya (Berita-Rakyat.co.id) mencoba me-review ulang tulisan itu dengan mengaitkan kejadian yang menimpa Nurdin Abdullah saat ini.
Ada yang pernah baca buku Tere Liye? Judulnya Ayahku (bukan) pembohong.
Buku dengan judul "Ayahku Bukan Pembohong" itu bercerita tentang anak yang di didik dan dibesarkan dengan cerita-cerita Ayahnya.
Seiring berjalannya waktu, si anak mulai meragukan cerita Ayahnya hingga timbul kebencian sampai akhirnya kebenaran terungkap dan membuat si anak sadar bahwa Ayahnya berkata benar.
"Hal yang saya syukuri dalam kehidupan saya adalah hanya segelintir orang di luar sana yang berkata “Ayah saya pembohong”, bukan saya dan bukan adik-adik saya", di kutip dari tulisan Putri Nurdin di laman Fp nya.
"Saya dan adik-adik saya di besarkan dengan kondisi yang layak dan cukup. Namun dari cerita-cerita Ayah, kami belajar bahwa kehidupan Ayah kami dulu tidak seberuntung kami. Ayah dibesarkan oleh Kakek kami yang seorang prajurit dengan pendapatan pas-pasan, membuat Ayah kami sejak SMP, bekerja membersihkan sekolah demi membayar uang sekolah saya", lanjut kata Putri.
"Berkeliling daerah naik mobil untuk motret orang untuk buat KTP demi melamar Mama. Sampai saat saya lahir hampir tidak bisa ditebus keluar rumah sakit karena duitnya kurang, padahal mama anak rektor UNHAS saat itu (tinggal minta duit ke mertua kok susah amat pa", urai Putri Nurdin dalam tulisannya.
Putri Nurdin juga mengatakan :
Jadi kami sebagai anak, sangat faham jika melihat banyak team dan simpatisan yang gemes melihat Ayah kami yang kalem walaupun banyak dihujat bahkan difitnah.
Ayah kami pernah merasakan hidup sebagai masyarakat yang ingin diperjuangkan dan diperhatikan oleh pemerintah.
Jika saat ini kami menanggapi fitnah dan hujatan, disadari itu adalah sebagai hal yang sia-sia.
"Anggaplah sikap ini sebagai suatu pembelajaran politik yang di tawarkan ayah saya. Bahwa cara-cara menjatuhkan seorang publik figur dengan menyebar fitnah adalah cara lama yang sama sekali tidak memberi edukasi kepada masyarakat", pungkas Putri Nurdin dalam tulisannya.
Terkait dengan persoalan yang mendera Nurdin Abdullah.
Putri Nurdin pun pernah iseng bertanya,
“Pa, ga mau diserang balik nih?”
“Buat apa?”
“Biar next mereka nggak seenaknya...”
“Negara bukan hanya butuh politikus, tetapi negara juga butuh negarawan yang bisa menjadi teladan. Allah SWT nggak buta Onech...”, kata Nurdin Abdullah.
"Putri Fatimah Nurdin"
Penulis : Izzack AL Iskandart
Baca juga:
https://www.berita-rakyat.co.id/?m=1
https://www.berita-rakyat.co.id/?m=1