Berita Rakyat, Jember (Jawa Timur). Akibat dampak pandemi yang panjang banyak kegiatan cabor yang vakum dalam latihan, tak terkecuali dengan cabor sepak bola putri. Dalam rangka latihan bersama dengan tajuk" Jember Foot Ball For Girl 2021" diikuti empat tim yakni, Bina bola Semboro, Jenggirat Banyuwangi, Porwing Banyuwangi dan Bimsack yang digelar sehari di Stadion Notohadinegoro Kreongan Patrang Jember Minggu (4/4/2021).
Dalam latihan bersama itu, pemain depan Bina Bola Semboro Maharani Juwita Sari (20), terpilih sebagai salah satu menjadi pemain terbaik dalam latihan bersama sepak bola putri di stadion Notohadinegoro Kreongan Patrang Jember.
Maharani begitu teman temannya memanggil sehari-hari baik di sekolah maupun lingkungan rumahnya. Dia bercita cita ingin menjadi pemain sepak bola putri yang karirnya hingga tingkat nasional dan internasional.
Maharani Juwita Sari ketika dijumpai dilapangan stadion Notohadinegoro mengatakan, saya latihan rutin sendiri baik fisik maupun tehnik agar setiap bermain tampil bagus. Bahkan Saya tak hanya menunggu jadwal latihan Klub Bina bola saja. Jadi ada kesadaran tersendiri. Selain itu saya bermain sepak bola ini atas kemauan sendiri. Awalnya orang tua tidak mendukung karena ini permainan anak laki laki. Tetapi sekarang malah mendukung penuh.
"Saya bermain sepak bola ini belum dua tahun lamanya, karena sejak kelas 1 saya masih bermain Futsal. Baru klas 2 saya main sepak bola sampai sekarang." tuturnya.
Masih menurutnya, karena main sepak bola ini peluangnya lebih besar dibanding dengan Volly ball, kalau Volly banyak ceweknya. Sepak bola kebanyakkan putra sehingga peluang banyak di sepak bola.
"Kalau obsesi saya mungkin sama dengan atlit pada umumnya dan ingin sukses, bahkan harapan saya ingin membawa nama baik keluarga dan orang tua. Selain itu kalau bisa mencapai jadi pemain nasional. Bahkan tak menutup kemungkinan internasional." ungkapnya.
Sementara terpisah, Orang tua Maharani Juwita Sari, Anik Lestari mengatakan, saya ibunya, sejak kecil memang telah senang bermain sepak bola. Awalnya memang begitu saya sebagai orang tua tidak setuju dan melarang karena sepak bola ini adalah permainan anak anak putra.
"Tetapi karena kemauannya sangat tinggi maka orang tua akhirnya mendukung juga hingga sekarang. Bahkan semangatnya semakin tinggi." ujar Lilik Lestari.
Masih lanjutnya, kalau keinginan saya sebagai orang tua konsentrasi disekolah dulu, namun anaknya bersikuku main sepak bola saja. Selain itu kalau keinginan saya tetap berjalan seiring sejalan antara sepak bola dan sekolah.
"Kalau mau sekolah atau kuliah diluar kota bergantung anaknya, kalau anaknya mau orang tua tentunya tetap mendukung. Tetapi apabila anaknya tidak mau gak bisa dipaksa karena akan mempengaruhi mental dan lainnya." imbuh Lilik.
Dikatakannya, anak pertama dari dua bersaudara ini, sebenarnya kemauan untuk sekolah atau kuliah sangat tinggi sekali. Kalau saya keinginnannya antara karier sepak bola dan belajarnya seiring sejalan.
Penulis : Hairullah
Baca juga:
https://www.berita-rakyat.co.id/?m=1