Foto :Syaikh Oday Al Akhras saat berceramah
usai pimpin salat Isya, saat di rumah Takmir
Masjid Al Hidayah HR Moch Djupri Saad
Berita Rakyat, Surabaya. Israel adalah satu - satunya penjajah yang masih eksis di dunia. Hanya Israel negara yang sampai kini melakukan penjajahan terhadap negara lain, yakni Palestina.
Wilayah Palestina semakin lama semakin sempit. Hanya beberapa wilayah yang masih didiami penduduk asli Palestina. Ada satu satunya Kota yang tidak dimasuki tentara Israel, yakni Gaza.
Tentara Israel tidak bisa masuk Gaza, demikian juga sebaliknya seluruh penduduk Gaza tidak bisa keluar dari Gaza. Semua perbatasan diblokade. Semua jalur transportasi, ekonomi, hingga listrik, air, teknologi suling air, dan makanan diblokade tidak bisa masuk ke Gaza.
Kondisi penduduk Gaza tentu saja sangat mengenaskan. Suplai air bersih tidak ada, makanan, sumber makanan, dan berbagai akses ternasuk WiFi, internet, 4G akses internet tidak ada di Gaza, sama sekali sampai detik ini.
Di luar Gaza, seluruh Kota di Palestina telah dimasuki tentara Israel. Rumah digeledah, dimasuki, diperiksa setiap saat. Tentara Israel di mana - mana.
Demikian disampaikan Syaikh Oday Mousin Hussein Al Akhras, usai memimpin salat Isya di Masjid Berkiswah Ka'bah Al Hidayah di Jalan Darmo Indah Barat V no 3 Surabaya, ini Minggu (25/4/2021) malam.
Di hadapan ratusan jamaah salat tarawih dan Isya di Masjid Al Hidayah ini, Syaikh Oday Al Akhras meminta rakyat Indonesia mendoakan bangsa Palestina agar segera diberi kemerdekaan oleh Allah SWT. Israel diusir dari bumi Palestina.
Kata Syaikh Oday, kondisi embargo, blokade ekonomi Israel terhadap Gaza juga menimpa keluarganya. Mounis Hussein dan Sammah, ayah ibunya dengan 6 adiknya di Gaza, kondisinya sangat sulit.
Dia sangat bersyukur bisa di Indonesia. Hal itu dia yakini dari keberkahan dari Allah karena belajar Ilmu Syariah and Law di Islamic University of Gaza, semester akhir.
"Saya sangat bersyukur bisa di Indonesia. Itu keberkahan dari Allah yang diberikan kepada saya untuk membantu keluarga saya di Gaza. Negara Indonesia itu hebat, luas, aman dan tenang. Semua ada. Sedangkan kami tidak. Itulah yang kami hadapi saat ini," ujar Syaikh Oday, curhat ke Jamaah Al Hidayah.
Kok bisa Syaikh keluar dari Gaza ?
Syaikh Oday bisa keluar dari Gaza itu ceritanya tidak sengaja. Dia pun ke Indonesia dalam rangka tugas belajar. Dia mendapat undangan dari salah satu Masjid untuk ceramah dan Imam Salat di Aceh, atas undangan ACT atau Aksi Cepat Tanggap, Aceh di medio 2019.
Untuk bisa keluar Gaza, dia tidak kebayang justru akan mengeluarkan uang Rp.20 juta untuk melancarkan keberangkatannya baik dokumen dan paspor.
"Karena aktif di University sehingga mendapat undangan ke Aceh. Dan sebagai mahasiswa semester akhir saya mengurus keberangkatan," ujar Syaikh Oday dalam Bahasa Indonesia secara lancar.
Pemilik suara emas ini pun melanjutkan ceritanya dengan gaya bahasa sedikit aksentuasi berbeda.
Ketika itu dia baru menyadari bahwa blokade tentara Israel di luar perbatasan Gaza itu, dipenuhi tentara yang juga tidak sedikit bermain suap. Hal itu pun dimanfaatkannya.
Dia memilih jalur Rava, perbatasan Gaza dengan Mesir. Setelah tanya info sana sini dia harus bayar Rp.20 juta, atau sekitar 1.500 US Dollad, untuk membayar para polisi termasuk dibantu tentara Mesir.
"Setelah saya pinjem sana sini, adik, ayah, ibu dan sodara. Terkumpul uang 1.500 US dollar atau Rp 20 juta. Nah semalam saja dokumen saya keluar dan masuk Mesir," ujarnya.
Perjalanan menuju Mesir bukan hal mudah. Di jalur Rava itu dia harus menumpang kendaraan jelek. Setiba di Mesir tidak ada penginapan. Dia pun tidur di tumpukan sampah.
"Perjalanan 400 kilometer saja itu butuh waktu sehari semalam dua belas jam lebih,jalan jelek, sering ada pemeriksaan. Jika bawa HP pasti disita," tukasnya, pemilik kontrak dengan MSI Music ini.
Setelah itulah dia berhasil tiba di Aceh. Nah, ketika sudah dari acara dengan ACT di Kampus di Aceh, dia akhirnya mendapat undangan ke berbagai Kota di Indonesia untuk ceramah kondisi Gaza dan Palestina. Dia pun dikenalkan dengan DT Peduli atau Darul Tauhid Peduli di Bandung.
Dari sinilah dia kemudian terus melakukan perjalanan dakwah dan penggalangan dana bagi umat Islam di Gaza, Palestina yang diembargo Israel. Dari situlah dia mulai dikenal publik Indonesia.
"Akhirnya saya mendapat tawaran video klip dengan Nisa Sabyan kala itu, dan beberapa tawaran menjadi relawan DT yang khusus membantu umas Islam Gaza dari Indonesia," ujar Syaikh Oday.
Sosok hafidz Quran yang memang berwajah tampan ini, juga memiliki suara merdu. Suara dan nada tartil Alquran saat Imam salat disukai umat Islam Indonesia. Bahkan dilirik oleh MSI record di Jakarta untuk menyanyikan lagu lagu Religi untuk diluncurkan ke publik melalui aplikasi dab YouTube.
"Dana yang terkumpul itu akan dibantukan kepada umat Islam di Gaza, dan termasuk keluarganya," aku Syaikh Oday, yang tinggal sementara di Wisma di Depok, milik MSI Record.
Metode penggalangan dana untuk Gaza ini ditangkap organisasi yang selama ini menyuarakan penolakan penjajahan Israel atas Palestina dan kekejamannya kepada umat Islam Palestina.
Salah satunya DT Peduli di Bandung. Gerakannya di media sosial juga tergolong massif dengan tagar #savepalestina #dtpeduli #dtpedulijatim #syikhoday #prayforpalestina.
Anak pertama dari tujuh bersaudara ini, kini mengaku sedang berjuang untuk mengangkat ekonomi keluarganya di Gaza Palestina, termasuk sambil menamatkan studi akhirnya yang tentu saja lewat daring.
"Alhamdulillah berkah Covid ini ada, jadi kami masih bisa kuliah aktif melalui sistem daring," akunya.
Mahasiswa yang berusia 23 tahun ini, memberi tips kepada Umat Islam dunia termasuk umat Islam di Indonesia. Dia sangat respect dengan rakyat Indonesia yang welcome dan ramah.
Tips itu adalah jika ingin membantu warga umat Islam seaqidah disarankan tidak mengirim barang namun dalam bentuk uang saja. Jika dalam bentuk barang, akan disita tentara Israel Yahudi, dan tidak sampai ke warga Islam di Gaza.
"Kalau membantu kami di Gaza itu sebaiknya dalam bentuk uang. bisa ditransfer melalui bank. Namun meski demikian setiap uang yang masuk ke Gaza dipotong Israel, 20 persen," ujar Syaikh Oday, yang akan pamit menuju Probolinggo mengisi ceramah dan Imam salat Subuh.
Di akhir sesi ceramah nya, Syaikh Oday berpesan kepada masyarakat Indonesia terutama umat Islam, untuk membantu dan peduli saudara se aqidah di Gaza dalam bentuk donasi uang, kedua meminta doa umat Islam Indonesia agar Israel bisa segera hengkang dari Palestina. Ketiga mengajak semua muslim di dunia untuk mendesak Israel melepaskan Palestina dari jajahannya.
Syaik Oday begitu tersipu sesaat sebelum berangkat ke Probolinggo usai memberi ceramah dan Imam Tarawih di Masjid Al Hidayah, pasalnya dia mendapat wejangan dari HR Moch Djupri Abu Saad, Ketua Takmir, agar berhati hati dan tidak mudah tergoda oleh perempuan, mengingat dia harus fokus kepada keluarganya di Gaza.
"Jangan tergoda cewek sana sini. Kalau saran saya jangan nikah dulu sebelum tamat sarjana, sebelum menemukan calon Siti Khodijah, seperti zaman Nabi yang akhirnya membantu perjuangan dakwah Islam," ujar, HR Moch Djupri Saad, di kediamannya di Jalan Darmo Satelit.
Tampak beberapa pengurus Takmir, para Imam Masjid, Muazin dan beberapa aktivis DT Peduli Bandung, Probolinggo, dan Surabaya berkumpul makan bareng di rumah Ketua Takmir HR Moch Djupri Saad tersebut dengan penuh suasana kekeluargaan.
Syaikh Oday Mounis Hussein Al Akhras, asal dari Khan Yunis, Kota Gaza, Palestina ini pun tak henti mengucap syukur dan alhamdulillah karena dipertemukan dengan orang baik di Indonesia.