Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani. (Foto:Berita-Rakyat.co.id/JIBI/Nurul Hidayat) |
Berita Rakyat | Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama 2 tahun, menjadi badai mengerikan untuk sebagian besar anggota Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Setelah ‘babak belur’ karena nyaris tanpa aktivitas, ratusan anggota Apindo mengalami kesulitan keuangan sehingga menyisakan hutang hingga lebih dari 780 triliun rupiah.
Akibat lilitan hutang tersebut, ancaman pailit menjadi momok yang menakutkan. Meski perusahaan masih memiliki prospek akan sehat kembali saat pandemi mulai bersahabat. Namun terlanjur mereka sudah dibelit hutang.
Terkait hal ini, Ketua Umum Apindo, Hariyadi B Sukamdani, mengaku sudah mengajukan keringanan membayar hutang ke OJK dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun telah me-restrukturisasi hutang Apindo hingga tahun 2023 mendatang. Hal ini, disampaikan Hariyadi di sela acara Musyawarah Provinsi-III Apindo NTB, belum lama ini di Senggigi-Lombok Barat.
“OJK sudah setuju memberikan keringanan atau restrukturisasi hutang hingga tahun 2023. Data terakhir yang saya tahu mencapai Rp. 780 triliun. Sampai sekarang mungkin sudah lebih lagi,” tutur Hariyadi berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Berita-Rakyat, Sabtu, 9 Oktober 2021.
Hariyadi juga menegaskan, saat ini pengurus pusat Apindo, tengah berusaha menyelamatkan perusahaan-perusahaan yang terancam pailit. Langkah yang ditempuh Apindo selain meminta restrukturisasi hutang adalah mengusulkan moratorium Undang-undang nomer 37/ tahun 2004 tentang kepailitan dan penundaan pembayaran (restrukturisasi) hutang.
Hariyadi pun optimistis dengan membaiknya kondisi Indonesia kini dan peluang pengusaha bangkit lagi masih terbuka lebar.
“Kami juga mendorong perbankan mengucurkan modal kerja. Setelah lebih dari satu setengah tahun diterpa pandemi, mungkin uangnya sudah habis ya. Setelah kondisi melandai, mereka butuh modal kerja. Sekarang kan sudah melandai, banyak perusahaan masih punya prospek sehat,” tegas Hariyadi.
“Banyak fraud..tindakan tidak baik mempailitkan perusahan yang masih punya prospek sehat,” tambahnya. []