 |
| Fotofoto Kantor Walikota Medan |
Berita Rakyat, Medan. Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK, Amir Arief, mengaku pernah menjadi korban pungutan liar (pungli) Rp. 20.000,00 saat di Medan.
Awalnya Amir menceritakan peristiwa itu terjadi tahun 2021 lalu. Saat itu dia sedang mengurus surat kematian setelah tiga hari ibunya dikebumikan.
"Tahun lalu, saya pulang kampung saya di Medan, 1,5 tahun yang lalu, 2021 ibu saya meninggal di Medan. Saya pulang kampung lah, pada hari ketiga setelah pemakaman, saya mau mengurus surat keterangan kematian ibu saya ke lurah, lurah Kota Medan," katanya dilansir awak media ini, Senin (27/3/2023).
Kemudian Amir bercerita saat itu dia datang ke kantor lurah sekitar pukul 11.00 WIB. Meski sudah siang, dia hanya melihat dua orang di kantor lurah.
"Kantor lurah jam 11.00 WIB kosong tuh kantor, cuman ada dua orang saja pegawainya, satpam dan tukang ketik," jelas Amir.
Salah satu di antaranya pegawai menurut Amir, bertanya kepadanya soal keperluan datang ke kantor lurah. Dia kemudian menjelaskan ingin membuat surat kematian ibunya.
Amir menceritakan kejadian di kantor lurah tersebut. Saat itu menurut Amir tukang ketiknya bertanya, "bang mau ngurus apa bang?".
Amir menjawab bahwa dia akan mengurus surat kematian ibunya.
Masih kata Amir, petugas itu oun menjawab, "oke saya akan buatkan tapi nanti tunggu lurah-nya datang".
Masih kata Amir, petugas kelurahan tersebut tidak mengetahui pasti, jam berapa lurahnya akan datang.
Lanjut cerita, setelah Amir menunggu sekitar empat jam, akhirnya lurah yang dimaksud datang sekitar pukul 15.00 WIB.
Saat lurah itu datang, tukang ketik pun meminta Amir meminta tanda tangan lurah secara langsung.
Pada saat Amir, yang diwakili oleh adiknya meminta tanda tangan Lurah, ia mengaku diminta uang Rp. 20.000,00 oleh lurah tersebut.
"76 tahun RI Merdeka, kita masih ngalamin itu, saya sendiri yang ngalamin, salah orang kali," tutur Amir
Penulis : Robin Silalahi Raja
Editor : Slamet
Baca juga:
