![]() |
Pasar Lokal Masalembu |
Berita Rakyat, Sumenep - Tidak Stabilnya Kondisi Cuaca di perairan Pulau Masalembu, Kecamatan Masalembu, Kabupaten Sumenep Madura, berimbas pada meroketnya harga ikan di pasar lokal.
Dalam Minggu terakhir ini sebagian besar Nelayan memilih absen dari rutinitasnya lantaran kondisi cuaca yang tidak menentu.
Salah seorang nelayan warga Dusun Ra'as RT 02 RW 02 Desa Masalima, Kecamatan Masalembu, Mawi mengaku untuk tidak melaut selama cuaca belum stabil.
"Kalau saya Pak lebih baik tidak kerja (melaut) ketimbang rugi" ngakunya kepada awak media (14/4/2023).
Opsi tidak melaut menjadi pilihan utama sebagian besar para Nelayan Masalembu dengan dalih Kalkulasi untuk rugi.
"Kami melaut kan pake modal Pak, seperti Solar dan kebutuhan lainnya. Itu kalau dipaksakan kerja dengan kondisi cuaca kayak gini, terus pulang tidak dapat ikan ya sudah pasti rugi kan Pak" Jelas Mawi, dengan logat bahasa lokalnya.
Kondisi inilah yang kemudian berdampak sangat signifikan terhadap harga ikan di Pasar lokal, yaitu satu-satunya Pasar yang ada di perbatasan antara dua Desa, yakni Desa Masalaima dan Desa Sukajeruk.
Guna menguji keabsahan informasi tersebut, kami terjun langsung ke lokasi transaksi jual beli ikan. Nyatanya para pedagang ikan menggelar dagangannya tepat di bahu kanan dan kiri jalan utama. Alhasil, kemacetan lalulintas lantaran pembeli yang berjubel berdesakan menutup akses jalan utama tersebut. Sementara pembeli pun tidak punya pilihan, terpaksa melakukan transaksi dengan menutup ruas jalan, penjual ikan gelar ikannya diatas bahu jalan sebelah kanan dan kiri.
Fakta harga ikan yang melangit juga menjadi alasan betahnya masa lumpuhnya lalulintas. Kisahnya, mayoritas pembeli tidak langsung deal pada satu titik transaksi. Ketika dirasa terlalu mahal pembeli akan geser ke jajahan ikan sebelahnya.
Hasanah, salah seorang pembeli asal Kampung Thaisong Dusun Ra'as, Desa Masalima, menyampaikan, harga Ikan layang segar ( sejenis Ikan pindang) di pagi hari mencapai Rp. 25000 (Dua Puluh Lima Ribu Rupiah) untuk enam ekornya.
"Tapi kalau agak siang biasanya turun hingga Rp. 15000 (Lima Belas Ribu Rupiah) untuk enam ekornya (Dalam bahasa lokal, 6 ekor = Saetongan)" terangnya.
Diakui Masyarakat setempat bahwa stabilitas harga ikan tersebut sangat bergantung pada stabilnya Kondisi Cuaca, ketika para Nelayan dapat menjalankan rutinitasnya secara normal.
Penulis : Syaiful
Editor : Slamet
Baca juga: