Berita Rakyat, Makassar - Pembangunan kawasan Danau Toba kian hari semakin menunjukan perubahan kearah yang lebih baik. Program Pemerintah menjadikan Danau Toba menjadi Destinasi Wisata Dunia ternyata bukan hanya isapan jempol semata. KMP Ihan Batak di Pelabuhan Ajibata, Toba Samosir akhirnya diresmikan pengoperasianya oleh Menko Maritim oleh Luhut Binsar Pandjaitan, Sabtu (2/3/2019)
Menko Luhut Binsar Pandjaitan dalam sambutanya mengatakan, kapal ini nantinya akan melayani lintas Pelabuhan penyeberangan Ajibata-Ambarita.
"Seperti disampaikan Menhub tadi, ini adalah program Pemerintah pusat. Tetapi ini semua tidak akan ada artinya jika masyarakatnya sendiri tidak merespon. Saya ingatkan masyarakat Batak jangan buang sampah dan kotoran lagi di Danau Toba. Karena kalau Danau Toba jorok, wisatawan tidak akan datang lagi. Dan ini tidak sehat untuk generasi kita yang akan datang," kata Menko Luhut
Menko Luhut secara gamblang mengisahkan, bahwa yang pertama kali mencetuskan dibangunya kawasan Danau Toba ternyata adalah Presiden Joko Widodo.
"Beliau mengatakan empat Destinasi tujuan wisata harus diwujudkan, yang pertama Danau Toba, kedua Borobudur, ketiga Mandalika dan yang ke empat Labuhaan Bajo," tutur Luhut mengisahkan.
Presiden melihat bahwa Danau Toba ini indah sekali, dan beliau ingin Danau Toba dibuat hebat. Budayanya dikembangkan kan banyak yang bisa dijual, tapi kebersihanya harus tetap dijaga.
Ia mengatakan, untuk menunjang pertumbuhan sektor wisata tersebut, Pemerintah juga telah membangun dua bandar udara, yaitu Silangit dan Sibisa, serta jalan Tol."Saat ini Menhub sedang dalam proses menyiapkan Kapal Pariwisata yang akan nengelilingi Danau Toba," ungkap Menko Luhut
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya masih akan terus membangun wilayah ini. Sehingga wisatawan yang mau datang je Danau Toba menjadi nyaman. Damri juga sudah beroperasi, dan itu menandakan bahwa kecintaan Presiden terhadap Danau Toba.
"Beliau selalu ingatkan saya, Pak Menteri, itu Toba jangan sampai tidak jadi, makanya saya ngajak Pak Menko Luhut selaku pimpinan saya untuk ikut meresmikan supaya tambah hebat," ujar Menhub seraya tersenyum.
Mantan Danjen Kopassus itu menambahkan, untuk menghindari terjadi kecelakaan, nantinya akan ada Dok untuk memelihara dan memeriksa kapal."Untuk menghindari kecelakaan seperti yang dialami KM Sinar Bangun beberapa waktu lalu," jelas Menko Luhut.
Kapal KMP Ihan Batak dengan kapasitas 300 GT itu menghubungkan Pelabuhan Penyeberangan Ajibata di Kabupaten Toba Samosir, dengan Pelabuhan Penyeberangan Ambarita Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak 9 mil.
"Bagi penumpang yang berencana menuju Bandara Silangit dapat memanfaatkan fasilitas angkutan Damri yang disediakan dari dan menuju Bandara Silangit pada Pelabuhan Ajibata ini," tandas Menko Luhut
Selanjutnya, dari Tobasa Menko Luhut meninjau Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara.
Pelabuhan yang direncanakan menjadi pelabuhan terbesar di wilayah barat Indonesia.
"Sekarang kita sedang uji coba pemindahan dari Belawan. Pelabuhan ini bagus kedalamannya 17 meter, sementara kapal yang besar itu cukup 16 meter, kalau air sedang pasang bisa mencapai 21 meter. Inikan demi efisiensi. Nantinya kelapa sawit juga akan dikirim dari sini agar terpadu semua serta mengurangi traffic di Medan dari Belawan," terang Menko Luhut kepada para awak media usai peninjauan.
Menko Luhut menyebutkan, pelabuhan ini termasuk dalam pembangunan tujuh Hub (Penghubung) yang nantinya diharapkan dapat menekan biaya angkut. Dirjen Perhubungan Laut telah melaporkan penurunan Cost nya bisa sampai 35 persen, dan malah bisa sampai 55 persen kalau dipindahkan ke pelabuhan ini.
"Selama ini kan Direct Call kita ke Singapura. Transhipment, tidak perlu kita kesitu. Bagaimana kalau misalnya kita alihkan ke Jakarta, disitu kita buat fasilitas seperti di Singapura. Nah itu bisa mengurangi 35 persen dari cost kita. Malah ada beberapa item 55 persen yang berkurang, agar lebih efisien dan kompetitif," terangnya.
"Artinya Pelabuhan Kuala Tanjung rencananya akan menjadi Pelabuhan Hub Internasional dengan berbagai fungsi. Salah satunya, yaitu menyediakan lahan untuk kawasan industri," tandasnya.
Sebelum bertolak ke Jakarta, Menko Luhut menghadiri "Forum The Next Generation Entrepreneurs" yang dilaksanakan di Politeknik Wilmar, Medan.
Kepada para peserta Menko Luhut memaparkan kondisi perekonomian Indonesia serta perkembangan pembangunan infrastruktur kemaritiman terkini.
"Kita ini ditakdirkan untuk menjadi negara kepulauan terbesar di dunia. Kalau kita lihat di utara ini ada Samudra Hindia. Jadi kita harus bisa memanfaatkan kelebihan kita. Kita punya tiga ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) yang bertahun-tahun tidak diurus. Orang lewat di tempat kita, tidak bisa kita awasi. Orang ambil aja ikan disini, sekarang kami membuat program Integrated Fishing Industry di daerah Natuna. Bekerja sama dengan AL, Bakamla, KKP," papar Menko Luhut.
Ia menjelaskan, hal ini penting agar tidak ada yang mengklaim Traditional Fishing Ground di ZEE Indonesia.
Menjawab pertanyaan seorang pelajar tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia, Menko Luhut mengatakan, bahwa saat ini Pemerintah sedang mengintegrasikan serta mengharmonisasi peraturan demi efisiensi. Sehingga ia optimis pada tahun 2024 GDP Indonesia bisa berada pada USD 2 triliun dengan pertumbuhan sejuta 7 persen.
"Tahun 2024 mungkin bisa mencapai 8 hingga 9 persen. Tadi ada pertanyaan kapan negara kita bisa disebut negara maju, kalau kita bisa maintain itu selama 10 hingga 20 tahun. Nah saat itulah kita akan keluar dari apa yang disebut sebagai Middle Income Trap. Kalau sudah keluar dari Middle Income Trap, tinggal satu langkah lagi kita akan jadi negara maju," ujarnya menjawab pertanyaan peserta.
Menko Luhut memaparkan, Indonesia masih butuh mungkin 20 hingga 30 tahun lagi untu mencapai itu. Badan ekonomi dunia, seperti Bank Dunia, IMF, WEF dan lain lain amengatakan, Indonesia akan masuk empat besar ekonomi dunia pada tahun 2030 atau 2045.
"Itu zaman kalian semua. Mereka bilang karena Indonesia ini punya semua, tapi mereka bilang dengan satu kondisi Indonesia harus stabil, " paparnya.
Penulis : Sofar Panjaitan
Editor : Hary