Caption. Kondisi Bayi HDN sebelum tutup usia di RS Muhamadyah Lamongan dan foto petugas kepolisian saat di lokasi tempat produksi petasan di jalan Raya Boboh Gresik. |
Berita Rakyat, Surabaya. Beredar kabar penyebab kematian bayi berinisial HDN berusia 2 bulan di Gresik, kaget karena kerap kali mendengar suara keras ledakan dari petasan. Akibat kabar tersebut sejumlah anggota polisi, pada Jum'at (28/04/2023). Mendatangi tempat produksi/pembuatan petasan terletak di jalan Raya Boboh Gresik, Jawa Timur.
Kedatangan beberapa anggota personil polisi itu langsung dipimpin Kanit Tindak Pidana Ekonomi Ipda Luthfi Hadi, Polres Gresik. Selain dari personil polisi ada juga rekan-rekan wartawan hadir meliput kegiatan saat itu.
Ada hal yang menarik, dari tempat produksi da penyimpanan bahan baku utama yang dianggap berbahaya yang merupakan bahan pembuatan petasan yang mudah terbakar dan meledak, diserbu wartawan tanpa pengawalan dari pihak keamanan perusahaan. Mereka dengan cepat menggunakan alat kerja kameranya kemudian memotret tempat penyimpanan hingga bahan bahan-bahan pembuatan petasan tersebut.
Ist. |
Namun sayang, meski pihak kepolisian mendatangi tempat pembuatan petasan yang tanpa ada pemasangan papan nama sebuah perusahaan atau badan usaha yang resmi, membuat kecewa para pencari berita. Kurang lebih 1 jam lamanya dari kedatangan anggota polres Gresik belum juga melakukan eksen atau tindakan, padahal sejumlah wartawan sedang menunggu moment personil polisi melakukan penyegelan atau pemasangan garis polisi (police line).
Belum berani mengeluarkan komentar berdalih sedang menunggu surat-surat atau dokumen resmi dari pemilik tempat usaha pembuatan petasan untuk diserahkan ke kantor, itulah pernyataan Ipda Luthfi yang didengar oleh sejumlah wartawan saat di lokasi kemudian beranjak pergi.
Tidak ingin ketinggalan moment dari penjelasan kedatangan personil polisi itu, redaksi ini berkali-kali menghubungi nomor seluler hingga melalui pesan WhatsApp milik Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji, Anom dan IPTU Aldhino Prima Wirdhan Kasat Reskrim Polres Gresik. Namun kedua perwira polisi itu belum juga merespon dan menyampaikan penjelasan atas kedatangan anggotanya di tempat produksi petasan tersebut.
Jangan Sampai Ada Korban Lalu Ditindak
Salah satu warga Kecepek Gresik menyampaikan jika tempat atau gudang pembuatan petasan itu sudah lama beroperasi puluhan tahun. Anton (nama samaran) 52th mempertanyakan, jika perusahaan itu resmi dan memiliki ijin produksi petasan/mercon pastinya papan nama perusahaan terpasang.
"Ada standar operasional yang harus dilakukan pihak perusahaan, mulai dari segi keamanan hingga keselamatan pekerja dan warga sekitar. Buktinya papan nama perusahaan saja tidak terpasang, ini adalah bagian dari tugas fungsi kepolisian untuk melindungi dan mengayomi masyarakat. Sedang dari fungsi pemerintahan melakukan pengawasan dari segi perijinan," ujar singkat warga sekitar yang mewanti-wanti namanya agar disamarkan.
Sumber ini juga meminta kepada pihak aparatur negara baik dari kepolisian dan pemerintahan, jangan sampai ada korban dulu baru para pihak itu melakukan penindakan.
"Padahal tempat pembuatan petasan itu berhadapan dengan tempat ibadah umat muslim yang setiap harinya banyak warga yang berdatangan untuk melakukan ibadah 5 waktu. Sedang dibelakang tempat tersebut dekat dengan pemukiman warga," ucapnya.
Seperti dilansir dari detik.com, sebelumnya bayi malang dari pasangan suami istri Nur Hasim dan Nur Faizah, warga Jatirembe, Benjeng, Gresik ini sebelum menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Sang bayipun sempat mengalami kejang hingga sulit bernapas. Ini terjadi usai sang bayi mendengar suara ledakan petasan.
Nufus salah satu keluarga korban mengatakan, sejak kejadian hari Sabtu (22/04/2023) malam lalu, keponakannya itu terus mengalami kejang. Sesekali nafasnya terengah-terengah. Keluarga korbanpun mengupayakan agar segera ditangani secara medis.
Lebih lanjut Nufus, saat berada di RS Denisa, kondisi HDN mengalami penurunan trombosit. Namun, setelah diberikan oksigen, bayi tersebut kembali membaik.
"Di sana (RS Denisa) trombositnya turun, sampai 4,5. Sempat diberikan oksigen, sehingga keadaan kembali membaik," tambahnya.
Pada Rabu (26/04/2023), HDN kembali mengalami sesak napas. Pihak RS Denisa Gresik merekomendasikan agar Bayi dirawat di rumah sakit Muhammadiyah Lamongan karena fasilitas lebih lengkap.
Menurut Nufus, disana keponakanya sudah koma sehingga dimasukkan ke dalam ruang ICU. Berdasarkan hasil CT scan, ada pembuluh darah otak pecah.
"Menurut dokter, penyebab pembuluh otak pecah disebabkan karena sebuah benturan. Padahal ponakan saya tidak pernah terbentur apapun. Setelah kita jelaskan, dokter juga bilang bahwa pecahnya pembuluh otak itu bisa juga disebabkan kaget yang luar biasa," terang Nufus.