Berita Rakyat, Dharmasraya - Relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Jawa Timur untuk kesekian kalinya meraih prestasi gemilang yang mengharumkan nama Provinsi Jatim di kancah nasional. Relawan binaan PemProv Jatim, melalui Dinas Sosial (Dinsos) Jatim, mendapat apresiasi berupa penghargaan dari Kementerian Sosial Republik Indonesia, atas Inovasi Dapur Kreasi pada Penanganan Korban Bencana Gempa Bumi di Cianjur, Jawa Barat kala itu.
Penghargaan diserahkan langsung Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini, kepada Koordinator Forum Koordinasi (FK) Tagana Provinsi Jatim, Twi Adi, pada puncak peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-27 dan HUT Tagana ke-19, di Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Pada Senin, 29 Mei 2023.
Torehan prestasi dan penghargaan ini membawa kebahagiaan tersendiri bagi keluarga besar Dinsos Jatim. Sebagaimana disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinsos Jatim, Dra Restu Novi Widiani, MM., “Tagana Jatim itu best of the best!” tuturnya.
Novi yang telah membersamai Tagana Jatim sejak awal dibentuk ini mengungkapkan, Tagana Provinsi Jatim selalu juara Jambore Tagana Nasional, bahkan enam kali berturut-turut.
"Tagana Jatim apalagi dapur umumnya sangat bagus. Tidak hanya berjaya di Jatim, dapur umum Tagana Jatim juga bermanfaat di provinsi lainnya, salah satunya saat gempa Cianjur tahun 2022 lalu," katanya.
Selaku Koordinator FK Tagana Jatim, Twi Adi menerangkan, penghargaan yang diterima Tagana kali ini atas inovasi dapur kreasi kepada penyintas atau korban bencana gempa Cianjur.
“Inovasi dapur kreasi kami lakukan karena korban bencana harus bangkit dan harus segera pulih ekonominya. Kegiatan ini kami lakukan pada saat tanggap darurat hingga pemulihan,” terangnya (3/6/'23).
Ia ungkapkan, dapur kreasi dimulai saat tanggap darurat karena saat itu banyak relawan yang hadir untuk membantu di bencana. Kedua, ada banyak masyarakat yang memberikan dukungan pada korban bencana.
“Mereka yang datang ke lokasi bencana akan memberikan donasi dan dukungan dengan membeli produk yang dihasilkan penyintas. Dari situ mereka akan merasa terkuatkan dan tidak merasa jadi korban karena mereka menjadi orang yang berdaya dan mendapatkan nilai ekonomis," terangnya.
Selanjutnya kata Twi, dapur kreasi ini juga merupakan bentuk penguatan psikologi atau Layanan Dukungan Psikososial (LDP) kepada penyintas. Dia menjelaskan, dapur kreasi merupakan istilah yang mana awalnya Tagana Jatim memberikan pelatihan memasak yang bahan-bahannya berasal dari dapur umum yang kemudian dikreasikan menjadi olahan bernilai ekonomis, sehingga kemudian dikenal sebagai dapur kreasi.
“Dapur kreasi juga memiliki arti yang luas, tidak hanya pemberdayaan dalam konteks olahan dapur umum saja, tapi juga keterampilan dan pemasaran semua produk yang dihasilkan penyintas. Kami harus melihat kultur dan budaya lokal. Kalaupun harus makanan dan minuman, apa yang paling laku, diminati, dan sesuai dengan lidah masyarakat terdampak bencana. Setelah kelompok penyintas terbentuk, maka harus ciptakan situasi dan ruang sampai jangka panjang. Selanjutnya kami advokasi mereka untuk dihubungkan dengan pemerintah setempat,” paparnya.
Twi menambahkan, dalam puncak peringatan HLUN ke-27 dan HUT Tagana ke-19 tingkat nasional ini Tagana Jatim diminta untuk mempraktikkan dapur kreasi dalam bentuk kafe dan memberikan pelayanan gratis kepada semua hadirin dari seluruh Indonesia. Tak sedikit pengunjung yang bertanya mengenai dapur kreasi Tagana Jatim.
“Kami berbagi pengetahuan dengan pengunjung dari seluruh Indonesia. Mereka memuji Jatim luar biasa dan hebat. Kami tekankan, brand dapur kreasi dalam penanggulangan bencana adalah milik Jatim. Ini belum ada dalam aturan. Ini adalah inovasi dan kreasi bagaimana cara Tagana Jatim memenuhi kebutuhan dasar penyintas sekaligus memberdayakan mereka agar ekonomi mereka semakin kuat,” pungkasnya.
Penulis : Syaiful
Baca juga: