Berita Rakyat, HUMBAHAS - Siapa gerangan Ester Dian Angelina Manullang, dia adalah sosok 'Aktifis Anak' yang muda dan energik yang berasal dari pelosok desa.
Dilahirkan 19 tahun silam, tepatnya, 23 Agustus 2002 di Sitinjak, Desa Purba Bersatu, Kecamatan Pakkat, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara.
"Tidak boleh ada air mata dalam memenuhi hak dan perlindungan anak. Kita semua harus terus semangat melindungi anak-anak kita,"ungkap Ester kepada wartawan, Minggu (12/12/2021).
Ester sapaan akrabnya menuturkan, memiliki niat yang tulus dan ikhlas adalah hal yang utama dalam memenuhi hak dan melindungi anak-anak di Sumatera Utara, khususnya dikampung kelahirannya di Humbahas.
Gadis sederhana yang menempuh pendidikan di USU ini berpandangan, bagi sebagian orang usia remaja identik dan fokus menghabiskan waktu dalam menempuh pendidikan dan mengejar impian.
"Rasanya tak ada banyak waktu selain untuk fokus pada diri sendiri. Namun, apa jadinya jika seorang anak muda yang sudah punya dedikasi yang tinggi untuk memperjuangkan hak anak," ungkapnya.
Aktivis anak Humbahas yang menempuh pendidikan jurusan Fisipol di USU itu merupakan sosok yang mampu menginspirasi banyak orang.
Ester Manullang merupakan salah satu perwakilan di Delegasi Forum Anak Nasional 2019.
Ia dikenal sebagai sosok yang memiliki semangat tinggi dalam memperjuangkan hak anak-anak khususnya di Humbahas.
Kendati hanya seorang mahasiswa, Ester memiliki pemikiran kritis terhadap Pemkab Humbahas.
Saat ini Ester sedang berjuang untuk merangkul pemerintah agar dapat memberikan partisipasi dan perhatian yang lebih kepada anak-anak, karena mereka juga harus turut serta ambil peran.
Melalui Forum Anak ini, kita harapkan dapat menjadi wadah untuk anak-anak yang akan menyuarakan hak-hak mereka. Artinya, Forum Anak ini bisa menjadi jembatan penghubung kapada pemerintah.
“Pemkab Humbahas harusnya memberikan perhatian terhadap pemberdayaan anak di Humbahas, khususnya Forum Anak serta Anak-anak berkebutuhan khusus yang jarang dilibatkan dalam kegiatan anak di Humbahas," beber Ester.
Ia pun mempertanyakan kepada Pemkab Humbahas, mengapa perayaan Hari Anak yang sejatinya dilaksanakan pada 23 Juli 2021, namun baru dirayakan pada Sabtu, 11 Desember 2021 kemarin. Hal ini menunjukkan Pemkab Humbahas kurang perhatian terhadap Hari Anak.
"Kegiatannya bermanfaat, namun target kurang tepat di masa pandemi saat ini. Karena kasus kekerasan seksual terhadap anak saat ini begitu 'marak', saya mengajak agar memberikan edukasi kepada masyarakat. Sayangnya pemimpin yang berwenang justru apatis," pungkasnya kecewa.
Aktivis Anak yang masih sangat muda ini ternyata sejak usia 15 tahun memutuskan fokus berorganisasi pada organisasi anak.
Disamping kegiatannya yang padat, ia tetap melanjutkan pendidikan dan membagi waktunya dalam berorganisasi dan belajar.
Baginya pendidikan dan karir sudah menjadi prioritas utama.
Prinsip Ester, usia muda jangan menyianyiakan waktu. Ia selalu mencari hal-hal yang baru, yang dapat mendukung kinerjanya.
"Setelah 2 tahun saya bergabung di Forum Anak Humbahas dan Forum Anak Sumatera Utara, Puji Tuhan pada tahun 2019 saya terpilih ke Forum Anak Nasional (FAN) yang dilaksanakan di Makassar," kenang wanita berparas ayu itu.
Ia menceritakan, sebelum berangkat ke tingkat Nasional ia sudah banyak berkontribusi di Humbahas.
Dengan inisiatif sendiri ia membuat teras/rumah untuk belajar anak-anak, serta aktif bersosialisasi ke sekolah dan Gereja.
Tidak hanya itu, ia juga membentuk Polisi Cilik di Kabupaten Humbahas, dimana Polisi Cilik itu dibina oleh Polsek Pakkat. Namun karena situasi Pandemi Covid-19 mengaharuskan melalukan kegiatan secara online dari rumah.
Wanita berdarah Batak tersebut juga sudah sering ikut serta mengambil peran dalam pendampingan kasus anak, baik di Polsek maupun Polres. Serta ke Kantor Dinas PMDP2A (Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perlindungan Perempuan dan Anak).
"Di kampus saya juga aktif bergabung dengan Yayasan Anak yang ada di Medan," tukasnya.
Disamping kuliah, Ester juga memiliki komunitas yang fokus pada webinar-webinar online gratis, dengan tujuan agar bisa semakin berkembang dan menciptakan hal-hal yang baru.
Gadis berparas ayu ini memiliki prinsip kerja keras dan melakukan semampu dan sebisa mungkin serta jangan terlalu expect dengan pemerintah.
"Kadang kala, jika terlalu expect dengan siapapun itu tidak memastikan berjalan dengan baik. Niat dan usaha adalah point utamanya," ujar anak seorang guru itu mengakhiri.