Caption : ilustrasi anak bermain burung dari Google |
Berita Rakyat, Surabaya. Anak harus mengetahui nama-nama dari anggota tubuhnya, agar dia bisa mengenal dirinya dan orang lain.
Mengajarkan anatomi tubuh, termasuk alat kelamin, pada anak masih dianggap tabu oleh banyak orang tua. Padahal, cara ini menjadi salah satu bentuk edukasi seksual yang paling mendasar untuk si kecil.
Alih-alih menyebut alat kelamin dengan nama sebenarnya, tak sedikit orang tua yang malah menggunakan istilah lain seperti 'burung' untuk sebutan penis dan 'dompet' untuk sebutan vagina. Tujuannya, tentu agar terdengar tidak terlalu vulgar.
Dirilis dari CNNIndonesia, Psikolog anak dan keluarga Anna Surti menyarankan orang tua untuk mulai membiasakan diri menyebut alat kelamin dengan nama aslinya, penis dan vagina.
Jadi kalau sampai saat ini para ahli sepakat bahwa yang perlu disebutkan itu adalah nama asli [alat kelamin]. Karena kalau diberikan nama alias itu membingungkan secara struktur atau kosa kata bahasa," jelas Anna saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (10/3).
Menurut Anna, dengan menggunakan sebutan lain untuk alat kelamin, kemampuan bahasa anak juga jadi terganggu. Utamanya, saat mereka tengah mencoba berkomunikasi dengan orang lain.
"Ketika dia ngobrol dengan tantenya, terus tantenya bilang 'tante keluarin dompet dulu ya', itu membingungkan, lho, untuk anak. Padahal, kan, ada benda lain dengan nama dompet. Jadi kosa katanya dia nanti campur-campur," lanjut Anna menjelaskan.
Selain itu, mengenal alat kelamin dengan nama aslinya juga membuat anak secara otomatis terlindung dari ancaman pelecehan seksual.
Anna mengatakan, pengetahuan akan alat kelamin membuat anak bisa lebih cepat melaporkan apa yang terjadi saat mengalami pelecehan seksual. Anak bisa menjelaskan pelecehan yang dilakukan orang lain terhadap alat kelaminnya.
Untuk itu, Anna kembali menganjurkan orang tua untuk mengenalkan alat kelamin dengan nama aslinya pada si kecil.
"Jadi justru rekomendasinya sebenarnya, anak perlu diperkenalkan dengan nama aslinya," ucapnya lebih lanjut.
Tak cuma untuk menghindari pelecehan seksual, pengenalan anak terhadap alat kelamin juga memberikan dampak positif terhadap hal lainnya.
Misalnya, anak bisa nyaman menyebutkan keluhan pada organ intimnya pada dokter tanpa perlu bingung. Hal ini tentu akan mempermudah observasi dan diagnosis dokter.
"Itu [penis dan vagina], kan, bahasa komunikasi yang memang dipakai oleh dokter juga. Jadi memang itu jadi bahasa universal," kata Anna.