Caption: Ilustrasi penjual nasi, foto sumber kompasiana.com |
Berita Rakyat, Bangkalan. Nasi bungkus itu stabil di atas kepala seorang perempuan yang sedang berjalan. Sepertinya ada dua bungkus dalam kantong kresek.
Sebetulnya bukan hal yang luar biasa. Bahkan, perempuan penjual makanan bisa membawa panci berisi kuah di atas kepalanya. Yang lebih keren lagi, ada yang sambil mengendarai sepeda dengan sesuatu di atas kepala.
Secara harfiah, kepala merupakan bagian tubuh makhluk hidup. Ada otak yang dibuat berpikir. Memilah-milih segala sesuatu untuk kemudian mengambil keputusan. Selanjutnya, ada pusat syaraf yang mengendalikan perintah ke seluruh tubuh.
Secara kasat mata, yang tampak pertama dari kepala adalah wajah. Ciri khas manusia yang dikenali pertama adalah tempat mata, hidung, dan mulut sehingga membentuk kontur yang bernama wajah.
Kepala dapat pula dipakai dalam makna simbolis. Dalam organisasi terkecil ada kepala rumah tangga, selanjutnya kepala desa, kepala sekolah, hingga kepala negara.
Sama halnya dengan kepala yang dimaknai secara harfiah, kepala manusia. Jika terdapat sesuatu yang cacat dalam anggota tubuh, sudah pasti yang merasakan malu adalah kepala. Secara spesifik adalah wajah yang ada di permukaan kepala. Begitu juga ketika mengekspresikan kebahagiaan.
Ada senyum yang terlihat di wajah. Kepala, manajemen tertinggi dalam suatu organisasi, nasibnya juga tidak jauh beda dengan kepala manusia.
Ketika dalam tubuh organisasi ada suatu kecacatan, maka kepalalah yang pertama menjadi pusat perhatian. Juga berlaku sebaliknya.
Kepala paling merasa berbangga ketika yang dipimpinnya mencapai kesuksesan. Karena memang segala resiko, baik dan buruknya, kepala yang menanggung.
Semoga nasi bungkus di atas kepala, mampu mengantarkan yang punya kepala menjadi seorang kepala yang baik.
Penulis : Cakmet/Yani
Editor : Slamet
Baca juga:
"Baca Artikel lain di sin
"Baca Artikel lain di sin